Pulomas DOCTORS

dr. Zainy Hamzah, Sp.BS

Doctor

Pulomas dr. Zainy Hamzah

Spesialis Bedah Saraf (Neuro Surgeon)

Pria kelahiran Cianjur, 5 Agustus 1977 silam, bernama lengkap Zainy Hamzah. Dr. Zainy mengenyam pendidikan sebagai Dokter Umum di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, lulus tahun 2003 dan melanjutkan pendidikan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran, Univeritas Airlangga, lulus tahun 2014. Dr. Zainy Hamzah saat ini bekerja di OMNI Hospitals Pekayon sebagai Dokter spesialiasi Bedah Saraf.

Specialist :

  • Dokter Umum Fakultas Kedokteran YARSI Jakarta, 1994-2003
  • Dokter Spesialis Bedah Saraf (Neuro Surgeon) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, 2008-2014.

Experiences :

  • Master Neuro Endoscopy Course Aesculap Academy, Zurich Switzerland, 2013
  • Fellowship Neuro Spine Surgeon, Klinikum Bougenhausen, Munich Germany, 2013.

Keahlian

  • Intervention Management of Pain, Dept Bedah Saraf RSUD Sutomo, Surabaya Jawa Timur, 2011
  • Micro vascular anastomosis and Peripheral Nerve injury Course, Siloam Hodpital, Jakarta, 2012
  • Master Neuro-Endoscopy Course Aesculap Academy, Stuttgart Germany, 2013
  • Master Neuro-Endoscopy Course Aesculap Academy, Zurich Switzerland, 2013
  • Fellowship Neuro Spine Surgeon, Klinikum Bougenhausen, Munich Germany, 2013.

Work Experiences

  • Staf Ahli Walikota Bontang Kalimantan Timur, 2006 - 2008
  • Ketua Verifikator Program Jaminan Kesehatan dan Sosial, Pemerintah Kota Bontang Kalimantan Timur, 2006 - 2008
  • Dokter RS Amalia Bontang Kalimantan Timur, 2006 - 2008
  • Dokter Program Pendidikan Spesialis Bedah Saraf RSUD DR. Soetomo Surabaya Jawa Timur, 2008 - 2014
  • Home Dokter Bedah Saraf RS Sahid Sahirman jakarta
  • Kepala divisi Tumor Otak Tahir Neuroscience Centre Mayapada Hospital, 2014
  • Dokter Spesialis Bedah Saraf OMNI Hospitals Pekayon
  • Awas Sakit Kepala Berulang

    Sering sakit kepala? Jangan anggap enteng. Kenali jenis sakit kepala Anda dan pastikan Anda mendapatkan perawatan yang tepat.

    Sakit kepala merupakan keluhan kesehatan yang sering dialami oleh setiap orang, tanpa

    Read More

    Sering sakit kepala? Jangan anggap enteng. Kenali jenis sakit kepala Anda dan pastikan Anda mendapatkan perawatan yang tepat.

    Sakit kepala merupakan keluhan kesehatan yang sering dialami oleh setiap orang, tanpa mengenal batasan usia maupun gender. Obat penghilang rasa nyeri kepala pun dijual bebas dan dapat dikonsumsi jika terjadi keluhan. Namun sebelum Anda memutuskan untuk mengonsumsi obat sakit kepala yang dijual bebas, kenali gejala dan penyebab sakit kepala Anda, terlebih jika yang Anda alami merupakan sakit kepala berulang.

    Sakit kepala VS Pusing

    Banyak orang menggunakan kata sakit kepala dan pusing untuk menggambarkan keluhan di kepala. Padahal sakit kepala dan pusing itu berbeda. “Sakit kepala biasanya adalah rasa kepala seperti diikat kencang, atau gambaran mudahnya seperti cenut-cenut dan ditekan. Sementara pusing merupakan gambaran sekeliling tampak berputar dan goyang. Tentu treatment perawatannya akan berbeda. Sangat penting untuk mengetahui gejala yang dirasakan pasien untuk mendapatkan treatment yang tepat,” demikian penjelasan dr. Zicky Yombana, Sp.S.

    Jenis sakit kepala

    Sakit kepala dibagi dua, primer (tidak bahaya dan sering) dan sakit kepala sekunder (sakit kepala berat).

    Sakit kepala primer:

    Sakit kepala yang sering terjadi, tidak berbahaya dan sering. Sakit kepala jenis ini dibagi menjadi tiga:

    1. Nyeri kepala tipe sedang. Sering terjadi pada wanita dengan gejala nyeri dari mulai tengkuk, kepala sampai alis. Hal umumnya disebabkan oleh saraf kejepit atau otot tegang.
    2. Migren. Ditandai oleh rasa sakit kepala berdenyut dengan rasa sakit yang berlangsung selama 4-72 jam. Migren bisa hadir karena faktor genetis, maupun dipicu oleh makanan (cokelat, vetsin)
    3. Cluster. Sering menimpa para pria. Rasa khas nyeri kepala yang berkelompok dan biasanya muncul di waktu yang sama secara berulang, ditandai dengan mata merah dan berair yang disebabkan oleh kekurangan oksigen.

    Sakit kepala sekunder:

    Merupakan sakit kepala kronik progresif disertai adanya gejala lain. Sakit kepala jenis ini merupakan alarm tubuh sebagai gejala yang disebabkan oleh penyakit lain seperti tumor otak, infeksi otak atau pendarahan otak. Perlu waspada jika, rasa sakit yang dirasakan kian hari kian berat, penderita dapat terbangun dari tidur karena rasa sakit dan konsumsi obat penghilang rasa nyeri yang terus bertambah jumlahnya.

    Penyebab sakit kepala

    Penyebab sakit kepala bisa sangat beragam, dari mulai pola makan, kurang olah raga, psikologis sampai risiko penyakit berat. Harus diwaspadai jika sakit kepala berulang dan tingkat sakit semakin parah, hal ini bisa menjadi alarm ada yang salah dan harus di periksa lebih lanjut,” tutur dr. Zicky Yombana, Sp.S

    Cegah sakit kepala!

    Agar sakit kepala berulang tidak terulang lagi, cermati beberapa hal berikut:

    • Perbaiki posisi tidur! Gunakan cukup satu bantal dan pakai dari bagian bahu.
    • Lakukan olah raga rutin terutama stretching pada daerah bahu untuk menghindari tension headache.
    • Jangan menggunakan tas pada satu bagian bahu saja dalam waktu lama, lebih baik gunakan tas ransel.
    • Perbaiki posisi duduk saat berkerja terutama di depan layar komputer.
    • Jika terlalu lama duduk, cobalah untuk berdiri dan lakukan aktivitas lain minimal satu jam sekali.
    • Sakit kepala sering dipicu karena kurang oksigen, perbanyak minum dan makan-makanan yang kaya nutrisi zat besi untuk membantu transportasi oksigen ke otak.

    Box.

    Alat deteksi terkini di Omni Hospitals Pulomas

    Untuk mendapatkan diagnosa yang tepat maka dibutuhkan alat pendukung pemeriksaan yang berteknologi canggih dan terkini. Selain CT Scan dan MRI, OMNI Hospitals memiliki TRANSCRANIAL CAROTID DOPPLER (TCD) yang sangat bermanfaat untuk langkah preventif. TCD mampu screening stroke, melihat aliran darah di pembuluh darah otak, dan dilakukan secara real time tanpa operasi dalam kurun waktu -/+ 30 menit dan hasilnya bisa langsung terlihat.

     

  • Waspadai Nyeri pada Tulang Belakang

    Karena mungkin saja ada bagian yang menekan saraf.

    Sebagian masyarakat ada yang pernah —bahkan sering— mengalami rasa nyeri pada bagian tulang belakang. Entah itu di bagian pinggul, punggung, ataupun leher. Biasanya,

    Read More

    Karena mungkin saja ada bagian yang menekan saraf.

    Sebagian masyarakat ada yang pernah —bahkan sering— mengalami rasa nyeri pada bagian tulang belakang. Entah itu di bagian pinggul, punggung, ataupun leher. Biasanya, mereka langsung minum obat untuk sekadar menghilangkan rasa nyeri yang terkadang dirasakan sangat hebat.

    Menurut ahli bedah saraf OMNI Hospital Pulomas dr. Zaini Hamzah, Sp. BS, pada taraf tertentu, minum obat memang bisa menjadi solusi penghilang rasa sakit atau peradangan yang terjadi. Namun jika rasa sakit sedemikian hebat dan terjadi berulang, berarti ada masalah yang lebih serius dan tidak cukup diatasi dengan obat pereda rasa sakit.

     

    Mengenal saraf terjepit (HNP)

    Nyeri tulang belakang merupakan rasa sakit yang terjadi di sepanjang tulang belakang, yakni mulai dari dasar leher hingga ke tulang ekor. Kebanyakan kondisi yang terjadi adalah karena adanya tekanan pada saraf tulang belakang. Hal itu bisa disebabkan oleh kelainan bentuk tulang belakang, adanya massa atau tumor, trauma, atau penyakit degeneratif (penuaan).

    Keluhan nyeri tulang belakang yang biasa dikenal dengan saraf terjepit disebabkan oleh menyempitnya ruang/rongga yang dilalui saraf atau sekelompok saraf. Penyempitan yang menimbulkan rasa nyeri ini kebanyakan terjadi pada bagian leher dan pinggul.

    Penuaan jaringan di daerah tulang belakang dapat berupa penuaan bantalan antarruas tulang belakang yang menyebabkan penonjolan pada ruas tulang belakang atau HNP (Herniasi nucleus pulposus). HNP merupakan penyakit degenerasi pada daerah tulang belakang yang menjadi awal dari proses penjepitan saraf tulang belakang.

    “Nyeri pada tulang belakang memang bukan penyakit yang mudah mengancam jiwa seketika. Akan tetapi penyakit ini sangat mengganggu kenyamanan seseorang. Sebaiknya tidak mendiamkan gejala nyeri yang muncul karena hal itu sama saja dengan ‘menabung’ penyakit,” ungkap dr. Zaini.

    Gejala HNP yang terjadi pada ruas leher akan menimbulkan rasa nyeri (pegal) di leher lalu ke bahu dan menjalar ke lengan. Bisa juga timbul rasa kesemutan atau baal/kebas hingga ke lengan. HNP yang berat bisa berakibat mengecilnya otot-otot yang dipersarafi maka otomatis daya akan melemah. Sementara HNP pada ruas pinggul akan menyebabkan rasa nyeri pada pinggang yang menyebar sampai ke betis dan bisa menyebabkan melemahnya pada kedua kaki.

     

    Obat-obatan hingga operasi

    “Pengobatan untuk saraf terjepit bisa cukup melalui pemberian obat-obatan atau fisioterapi. Pada kondisi yang lebih berat, dilakukan operasi. Jika bantalan antarruas belum rusak dan menjepit saraf, cukup diberikan obat penghilang nyeri, penyembuh radang kemudian fisioterapi. Alternatif lain adalah penyuntikan obat anti radang dan anti nyeri ke saraf yang terjepit,” papar dr. Zaini.

    Operasi akan disarankan apabila jepitan saraf sudah demikian berat dan mengancam kerusakan pada saraf. Pada pemeriksaan kasus HNP, dokter akan melakukan test provokasi untuk memastikan diagnosa.Prosedur operasi saraf kejepit dapat bersifat konvensional atau Bedah Mikro. Bedah Mikro dilakukan dengan bantuan alat Mikroskop atau endoskop.

    “Saat ini, operasi pada tulang belakang sudah semakin maju. Cukup dengan sayatan kecil atau bahkan hanya berupa lubang, sudah bisa diperoleh hasil yang maksimal. Dengan begitu, pemulihan pasien juga menjadi lebih cepat,” pungkas dr. Zaini.

     

    Pelihara tulang belakang Anda!

    • Rutin berolahraga untuk memperkuat otot-otot, terutama otot yang mengikat tulang belakang. Dengan begitu, tulang belakang tidak terlalu berat dalam menahan beban.
    • Pastikan konsumsi harian mengandung nutrisi lengkap dan seimbang. Nutrisi sangat diperlukan dalam memperkuat otot dan tulang, terutama kalsium dan vitamin D.
    • Hindari merokok karena nikotin dalam rokok berpotensi merusak struktur tulang.
    • Perhatikan posisi tubuh ketika berdiri, duduk, maupun tiduran. Pastikan tulang belakang selalu dalam posisi tegak. Jika tanpa sadar posisi tubuh membuat tulang belakang terasa pegal, itu menjadi alarm bahwa harus mengubah posisi tubuh yang aman.
    • Hati-hati ketika mengangkat barang atau beban, jangan sampai terlalu membebani bagian tulang belakang.

Jadwal Praktek Dokter

Senin - Sabtu   : 07.00 - 09.00 & 16.00 - 21.00 WIB